JAKARTA---Pro kontra terhadap aliran Ahmadiyah di Indonesia terus berlanjut. Kemarin, sekitar 1000 orang demonstran yang menamakan diri Forum Umat Islam menggelar aksi di bundaran Hotel Indonesia. Massa mengancam akan menduduki Istana Negara pada 1 Maret nanti jika Ahmadiyah belum dibubarkan.
"Kita beri waktu SB Y 10 hari, kalau belum bubar, kita siap menginap di Istana Negara," kata koordinator aksi sekaligus ketua pengkaderan Front Pembela Islam Bernard Abdul Jabbar di tengah demonstran. Massa yang datang dimobilisasi dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.
Menurut Bernard, FPI dan ormas-ormas lainnya sekarang dalam posisi siaga satu. "Kita siap gulingkan presiden yang tidak berani tegas terhadap Ahmadiyah," katanya disambut pekik takbir para demonstran. Massa juga membawa bermacam poster. Diantaranya bertuliskan "Penggal Penista Islam", "Bubarkan Ahmadiyah Dan Revolusi", "Siap Mati Untuk Pembubaran Ahmadiyah".
Demo di bundaran HI itu dijaga oleh sekitar 500 polisi dari Polda Metro Jaya. "Ini baru pemanasan. Kita janjikan puluhan ribu orang ke Istana 1 Maret nanti. Itu kalau SBY belum bubarkan Ahmadiyah," teriaknya. Selain bendera FPI, ada juga bendera Hizbut Tahrir Indonesia, Laskar Islam, Hidayatullah, Front Jihad, dan beberapa ormas lainnya. Aksi juga diikuti perempuan dan anak-anak.
FPI juga mengajak TNI untuk bersama-sama membubarkan Ahmadiyah. "TNI lahir dari Islam dan besar dari Islam. Kalau TNI tidak berpihak pada umat Islam berarti TNI berkhianat kepada pendiri-pendirinya. Jenderal-jenderal TNI lahir dari Islam, karena itu kami mengajak TNI untuk membubarkan Ahmadiyah," teriak Sekretaris Majelis Syuro DPP FPI Misbahul Anam.
Menurut Anam, TNI pasti berada di belakang mereka yang menuntut pembubaran Ahmadiyah. "Dia dibesarkan oleh umat Islam maka dari itu, dia harus membela Islam. Beda dengan polisi, kalau polisi itu sepetrti makan buah simalakama," katanya. Anam menjelaskan, ketika polisi membela Islam malah dicopot dari jabatannya. Dia mencontohkan Kapolda Banten dan Kapolres Pandeglang yang dicopot dari jabatannya. "Ketika mereka membeberkan semua fakta sebenarnya tentang penyerangan, mereka lansung dicopot dari jabatannya," katanya.
Puas berorasi di bundaran HI, massa bergerak ke Komnas HAM di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. "Kami minta Komnas HAM jangan melindungi Ahmadiyah," desak Anam. Mereka ditemui oleh beberapa komisioner. Diantarnya Nur Cholis dan Ridha Saleh. "Kami berada di semua pihak. Komnas HAM tidak pernah membela satu golongan tertentu," kata Ridha membantah delegasi FPI.
"Tapi, buktinya Anda mendukung Ahmadiyah," sela Anam. Kali ini dengan suara lebih keras. Suasana di ruang rapat Komnas HAM sempat tegang ketika sejumlah perwakilan demonstran berdiri dari tempat duduknya. Ridha tetap tenang. "Kita hargai pendapat FPI dan teman-teman yang silaturahmi ke kami. Yakinlah, Komnas HAM akan netral," ujarnya. Massa pun puas dan membubarkan diri.
Demonstrasi kemarin tampaknya tak sebesar yang dibayangkan. Informasi yang dihimpun dari FPI, sebelum demo mereka sudah sering mendapat intimidasi. "Bahkan, anggota kami dua orang ada yang hilang diculik," kata Habib Selon, Ketua FPI Jakarta. Dua orang itu bernama Irwan dan Mahsuni Kaloko. Mereka dijemput setelah mengikuti pengajian maulid nabi di Petamburan, Jakarta Pusat. "Mereka digelandang masuk ke mobil," katanya.
Informasi dari sumber lain Jawa Pos memang menyebut aksi itu sudah "dibentengi" aparat. "Supaya tidak ada anarkis dan chaos," kata seorang perwira di Mabes Polri kemarin. Polisi juga mengantisipasi jika ada elemen-elemen lain yang kontra dengan FPI yang akan melakukan tindakan balasan. "Ada forum lain, namanya Forum Rempug Ganyang FPI yang juga akan aksi hari Minggu besok, itu kita antisipasi juga. Supaya tidak ada chaos," katanya.
Tadi malam, informasi yang beredar di lingkungan internal FPI, Munarman hilang. Bahkan, ada kabar kalau dia diculik. Tapi, saat dikontak Jawa Pos melalui ponselnya 08111XXX, Munarman mengaku sedang proses boarding pesawat meninggalkan Jakarta. "Tidak ke luar negeri masih Indonesia kok," balasnya melalui pesan singkat. Sebelumnya, Munarman berulangkali menyuarakan isu kudeta jika FPI dibubarkan. "Kami akan Ben Ali-kan SBY kalau FPI diberangus," ujarnya beberapa waktu lalu.
Pada 2008,Munarman juga pernah "hilang" setelah kasus bentrok AKBB Juni 2008 lalu. Saat itu, Munarman akhirnya datang sukarela pada polisi setelah dinyatakan sebagai tersangka. Di tempat terpisah, pihak Mabes Polri merasa demonstrasi kemarin berjalan aman dan normal. "Evaluasinya baik. Semuanya lancar," kata Kabidpenum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar. Polri mengaku sudah maksimal mengamankan aksi kemarin. "Tidak ada insiden apapun," tutupnya .(rdl/JPNN.)
LANJUT