Senin, 30 Mei 2011

Kutipan Perbincangan Nazaruddin-Bhatoegana

| 0 komentar
PELITAKARAWANG.COM-.Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR, Sutan Bhatoegana, adalah seorang kader yang intensif berkomunikasi dengan bekas Bendahara Umum Partai, Muhammad Nazaruddin, yang diduga tengah berada di Singapura.

Bhatoegana termasuk salah satu orang yang turut 'membujuk' Nazaruddin untuk kembali ke Tanah Air. Apa saja yang dibicarakan Bhatoegana kepada Nazaruddin, yang mengaku sedang berobat di Singapura itu?

Bhatoegana kepada VIVAnews.com mengungkapkan secuplik percakapan dengan Nazaruddin, sejak Nazaruddin diketahui terbang ke Singapura hingga kemarin petang.
Komunikasi yang berlangsung antara lain tentang mengimbau dan membujuk agar Nazaruddin pulang ke Tanah Air, sampai dengan SMS atau pesan singkat gelap yang beredar atas nama Nazaruddin dari nomor operator Singapura.

Berikut beberapa kutipan percakapan Bhatoegana dengan Nazaruddin:

Bhatoegana: Kapan you kembali ke Indonesia?
Nazaruddin: Bang, aku pastilah kembali. Kalau sehat, nanti aku kembali.

Bhatoegana: Kalau tidak kembali, nanti dikira Demokrat atau pemerintah ini melindungi.
Nazaruddin: Nggalah bang. Terus terang, saya masih ada rasa kecewa. Saya kok dicopot hanya karena etika, moral. Indikatornya pun aku tidak tahu apa.
Aku kan sudah bilang kepada Dewan Kehormatan, saya mau dicopot atau mengundurkan diri tidak masalah, asalkan sudah ada keputusan hukum.

Bhatoegana: Zar, politik itu begitu. Bersabarlah.
Nazaruddin: Aku juga sudah tantang Dewan Kehormatan untuk mengutamakan hukum. Kalau perlu, saya ke KPK mengklarifikasi berita-berita yang miring.
Bhatoegana: Sabarlah Zar

Komunikasi soal SMS 'gelap'
aBhatoegana: (Mempertanyakan SMS gelap dari nomor Singapura)
Nazaruddin: Bang, itu fitnah semua. Saya khawatir ada partai-partai lain yang tidak senang Demokrat besar.

Bhatoegana menegaskan, komunikasi terakhir adalah pada Minggu petang 29 Mei 2011. Bhatoegana menanyakan kabar dan Nazaruddin mengabarkan dalam kondisi baik.

"Orang seperti Nazaruddin ini perlu didekati. Kami ingin permasalahan ini cepat selesai," kata Bhatoegana yang jug Ketua Departemen Perekonomian Partai Demokrat ini.

• Sumber Berita:VIVAnews
LANJUT

Sabtu, 28 Mei 2011

Nazaruddin 'Kabur' ke Singapura

| 0 komentar
PELITAKARAWANG.COM-.Politisi Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, yang baru saja dicopot dari posisi bendahara partai kini tidak berada di Indonesia. Nazaruddin dipastikan berada di Singapura.

Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar membenarkan  kabar kaburnya Nazaruddin ke luar negeri. "Pergi ke Singapura," kata Patrialis, di Kantor Presiden, Kamis 25 Mei 2011

Menurut Patrialis, Nazaruddin pergi ke luar negeri pada 23 Mei 2011. Sementara surat permohonan cekal dari Komisi Pemberantasan Korupsi baru tiba pada 24 Mei 2011.  "Nazaruddin pergi ke Singapura menggunakan pesawat Garuda pukul 19.30 WIB. Jadi sekitar 24 jam (permohonan KPK), baru dtang permohonan," kata dia.

Sebelumnya, Direktur Penyidikan dan Penindakan Dirjen Imigrasi Muhammad Husin mengatakan KPK pada 24 Mei 2011 mengajukan permohonan pencegahan Nazaruddin. Namun dia menepis kabar bahwa Nazaruddin pergi ke luar negeri.

Nazaruddin diduga terlibat dalam kasus suap pembanguna wisma atlet Sea Games di Palembang. Selain itu dia diuga memberikan uang sebesar 120 ribu dolar singapura kepada Sekretaris Jenderal MK, Janedjri M Gaffar. Demokrat sendiri telah memberhentikan Nazaruddin dari Bendahara Umum Partai Demokrat.• SUMBER BERITA
LANJUT

Jumat, 20 Mei 2011

Kongres Deadlock, Hukuman FIFA di Depan Mata

| 0 komentar
PELITAKARAWANG.COM.- Jakarta Jumat 20 Mei 2011. Di hari Kebangkitan Nasional itu, sepak bola kita jatuh ke titik nadir. Kongres Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia(PSSI) deadlock. Di depan sejumlah utusan federasi sepak bola dunia (FIFA) dan AFC, kongres itu berlangsung ricuh. Hujan interupsi bertaburan. Bahkan ada yang menuduh utusan  FIFA mengancam peserta Kongres.

Disiakan langsung sejumlah stasiun televisi. Disaksikan jutaan pecinta sepak bola di tanah air, Kongres itu sesungguhnya lebih sebagai adu kepentingan mereka yang hadir di Hotel Sultan di Jakarta itu, ketimbang kehendak khayalak pecinta bola. Agum Gumelar, ketua Komite Normalisasi, yang ditunjuk FIFA akhirnya mengetuk palu penutup.

Hujan intrupsi itu sesungguhnya sudah bertaburan semenjak Kongres dibuka. Sejumlah pendukung Arifin Panigoro dan George Toisutta, yang bergabung dalam Kelompok 78,  ingin mengubah  agenda Kongres. Komite Normalisasi sesuai petunjuk FIFA cuma menyiapkan agenda tunggal. Pemilihan ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota eksekutif PSSI 2011-2015.

Belum lagi membahas tata tertib pemilihan, pada pembukaan sidang,  sejumlah anggota Kelompok 78 ramai interupsi. Mereka meminta penjelasan mengenai larangan FIFA terhadap pencalonan George Toisutta dan Arifin Panigoro.

Permintaan ini awalnya ditolak oleh Agum. Mantan ketua PSSI dan KONI itu berlasan bahwa keduanya tidak pernah diverifikasi dan menganggap keputusan Komite Banding sebelumnya tidak sah. Bagaimana mungkin mereka mengajukan banding sementara mereka tidak pernah masuk proses verifikasi kandidat. Ini seperti seseorang mengajukan banding kepada pengadilan tinggi padahal kasusnya tidak pernah diproses di pengadilan negeri.

Kedua nama itu tidak masuk verifikasi, kata Agum, karena FIFA melarang mereka ikut dalam pemilihan ketua umum ini. Selain George dan Arifin, yang juga dilarang oleh FIFA adalah Nurdin Halid dan Nirwan Bakrie. Larangan itu terkait dengan kisruh dalam kongres yang gagal di Riau beberapa waktu lalu. Apa yang diputuskan FIFA sesungguhnya adalah jalan tengah. Agar sepak bola Indonesia selamat dari kisruh.

Tapi pendukung Arifin dan George tidak terima. Hujan intrupsi  dan teriakan membahana dalam ruang Kongres Jumat malam itu. Agum akhirnya mengalah dan mempersilahkan Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass untuk bicara. Regenass pun menjelaskan alasan FIFA melarang George dan Arifin.

Suasana tenang saat Regenass memberi penjelasan. Tak ada intrupsi dari peserta selama Regenass menyampaikan penjelasan mengenai sikap FIFA. "Alasan dari keputusan kami itu adalah karena pada dasarnya setiap Federasi harus mengontrol semua anggota dan kegiatan di dalamnya. Dari prinsip tadi, maka kegiatan LPI yang berada di luar PSSI tidak bisa ditolerir. Ini semacam hal yang tabu bagi FIFA," kata Regenass.

Setelah Regenass selesai, tensi Kongres Kongres kembali meningkat. Pasalnya, peserta dari kelompok 78 merasa tidak puas dan meminta agar Komite Banding juga diundang untuk menjelaskan alasan mereka meloloskan George dan Arifin.

Agum dengan tegas menolak usulan ini karena tidak ada dalam agenda Kongres. Agum lalu menskors sidang untuk shalat Magrib dan makan malam.

Saat sidang kembali dibuka, suasana tak kunjung mencair. Sebaliknya, kelompok 78 semakin bersemangat untuk melakukan instupsi. Suasana Kongres bahkan sempat ricuh. Agum akhirnya memutuskan untuk menghentikan Kongres karena menanggap suasana sudah tidak kondusif lagi.

"Karena suasana sudah tidak kondusif, dengan mengucap alhamdulillah dan permintaan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia....," kata Agum sembari mengetukkan palu ke meja sidang.

Agum dan Anggota Komite Asosiasi FIFA, Frank Van Hattum langsung diungsikan petugas keamanan ke luar ruangan. Direktur Keanggotaan dan Pengembangan Asosiasi FIFA, Thierry Regenass juga langsung meninggalkan lokasi Kongres.

Belum ada komentar resmi dari Agum terkait kejadian ini. Agum langsung meninggalkan Arena Kongres tanpa memberi penjelasan kepada wartawan. "Saya kecewa dengan ending seperti ini. Padahal saya yakin kalau Kongres masih bisa dilanjutkan. Tapi saya mengerti suasana hati Pak Agum," kata salah seorang kandidat ketua umum PSSI, Sutiyoso.

Ini adalah kali kedua Kongres PSSI berakhir tanpa keputusan. Sebelumnya, saat masih dipimpin oleh Nurdin Halid, Kongres PSSI yang digelar di di Pekanbaru, Riau, 26 Maret lalu juga berakhir dengan kericuhan.

Pintu sidang didobrak oleh pemilik suara yang tergabung dalam Komite Penyelematan Sepakbola Nasional (KPPN). Hadirnya massa berambut cepak membuat suasana Kongres semakin mencekam.

PSSI lalu mengumumkan pembatalan Kongres. Namun massa yang menguasai ruang tetap melanjutkan sidang dan membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding. Para peserta Kongres inilah lalu bermetamorfosis menjadi Kelompok 78.

"Saat itu, FIFA harusnya sudah menjatuhkan sanksi bagi Indonesia karena gagal menggelar Kongres dan membentuk kepengurusan baru. Namun FIFA masih berbaik hati dan memberi kesempatan bagi Indonesia," kata pengamat sepakbola Gita Suwondo saat dihubungi VIVAnews, Jumat, 20 Mei 2011.

"Saat itu FIFA melihat ada yang salah dengan kepengurusan Nurdin Halid. FIFA masih bisa memaafkan meski saat itu sudah cukup alasan bagi FIFA untuk menjatuhkan sanksi," lanjut Gita.

FIFA memang tidak menjatuhkan sanksi bagi Indonesia. Lewat rapat darurat yang digelar 1 April lalu, FIFA memutuskan untuk tidak mengakui lagi PSSI di bawah kepengurusan Nurdin Halid.

Selanjutnya, FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi untuk mengambil alih tugas exco PSSi. KN juga diserahi tugas menggelar Kongres PSSI untuk memilih ketum, waketum, dan anggota exco PSSI 2011-2015.

"Dengan kegagalan Kongres untuk kali kedua ini, tidak heran kalau FIFA akan membekukan sepakbola Indonesia sampai kita bisa memenuhi instruksi dari FIFA. Dalam sepakbola, tidak ada demokrasi dalam arti harafiah," lanjut Gita.

Menurut Gita, kelompok 78 seharusnya tak bisa memaksakan kehendak dalam mendukung George dan Arifin. Mereka harus menunggu empat tahun lagi saat pemilihan kepengurusan berikutnya digelar.

"Ingat, bukan FIFA yang menginginkan Indonesia masuk, tapi kita yang ingin masuk FIFA. Jadi mau tidak mau, meski FIFA tidak sepenuhnya bersih, Indonesia harus tunduk pada FIFA," pungkasnya.

Setelah Patrick Mbaya Bicara
Suasana deadlock pada Kongres PSSI sebenarnya sudah bisa diprediksi sejak awal. Niat Kelompok 78 untuk menggagalkan Kongres PSSS semakin tercium setelah Court of Sports Arbitration (CAS) menolak gugatan mereka kepada FIFA.

CAS lewat surat berbahasa Prancis pada 19 Mei  2011 yang dikirimkan kepada pengacara Kelompok 78, Patrick Mbaya memberi tiga alasan.

Pertama, CAS tidak memiliki kompetensi menangani kasus bernomor TAS 2011/A/2438 antara Usman Fakaubun cs. melawan FIFA.

Kedua, sesuai dengan ketentuan Pasal R37 dari Peraturan Arbitrase Olahraga, kasus bernomor TAS 2011/A/2438 antara Usman Fakaubun dan kawan-kawan melawan FIFA dihentikan dan dihapus dari daftar gugatan.

Ketiga, keputusan ini diterbitkan gratis dengan pengecualian untuk ongkos perkara sebesar 500 Swiss Franc (sekitar Rp4,8 juta) yang dibayarkan oleh pemohon dan diterima Badan Arbitrase Olahraga."

Pada saat jumpa pers, Mbaya menjelaskan bahwa CAS belum dalam posisi memberi langkah karena FIFA memberikan sanksi kepada Indonesia. "Sampai sejauh ini, kami [CAS] tidak dalam posisi memberi larangan kepada FIFA. Karena FIFA juga belum memberikan sanksi kepada Indonesia.

Meski isi surat secara gamblang bahwa gugatan ditolak,Patrick Mbaya selaku kuasa hukum K78 menegaskan bahwa surat keputusan CAS merupakan "jaminan" pihaknya untuk tetap bersikukuh memajukan George dan Airifin.

Dalam jumpa pers Kamis, 19 Mei di Hotel Sahid di Jakarta, Mbaya mengatakan penolakan CAS karena belum ada sanksi yang dijatuhkan FIFA kepada Indonesia. CAS baru akan memproses gugatan jika FIFA telah mengeluarkan sanksi.

"Jadi CAS meminta Kongres jalan saja. Apapun yang terjadi, Kongres tetap Kongres sebagai kuasa tertinggi, apapun yang nantinya diputuskan Kongres. Jika Kongres memilih George dan Arifin, dan FIFA kemudian bertindak, maka CAS juga akan bertindak" ujar pengacara asal Belgia berdarah Kongo itu.

"Kita lihat saja nanti, jika dalam Kongres nanti mayoritas pemegang suara tetapkan GT-AP terpilih, apa yg akan dilakukan FIFA? Kalau FIFA membuat putusan keliru melarang GT-AP, maka CAS akan bertindak," tegasnya lagi.

Sekretaris The Jakmania, Richard Ahmad mengaku sejak awal telah mencium gelagat kelompok 78 untuk menggagalkan Kongres PSSI. Bahkan Richard menuding kisruh yang tercipta saat kongres merupakan skenario kelompok ini.

"Kami telah menduga kalau Kelompok 78 akan berusaha menciptakan suasana yang tidak kondusif pada Kongres PSSI. Ini sudah kita prediksi sebelum Kongres digelar," kata Richard.

"Kalau Indonesia sampai dibekukan oleh FIFA, menurut saya, dosa terbesar ada di tangan Kelompok 78. Ke depan, sebagai suporter saya ingin kelompok ini dibubarkan. Kami sudah tidak percaya dengan orang-orang di dalamnya."

Lantas apa pendapat kandidat ketua umum PSSI menanggapi kegagalan Kongres PSSI? "Kondisi saat ini memang sudah tidak sehat lagi," kata Achsanul Qosasi calon ketum PSSI.

"Ini harus dicari jalan keluarnya. Tapi, apapun alasannya kita harus tunduk pada keputusan FIFA. Soal banned (hukuman FIFA) kepada Indonesia, saya meyakini PSSI tidak akan dibanned oleh FIFA. Pak Agum sudah menjalankan tugasnya dengan baik sebagai ketua KN. Hanya saja Kongres berakhir deadlock," lanjutnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh wakil ketum lainnya, Jusuf Rizal. Menurut Presiden Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) tersebut, langkah Agum Gumelar sebagai pimpinan sidang sudah tepat.  "Pak Agum tidak ada kesalahan. Pak Agum sudah menjalankan perannya sebagai ketua KN dan menjalankan Kongres, tapi terjadi deadlock," katanya.

"Tampaknya, memang ada kemauan-kemauan berbeda dari anggota Kongres. Jika harus dikambinghitamkan, yang salah para peserta. Padahal, permintaan peserta mengenai kejelasan keputusan Komite Banding Pemilihan (KBP) sudah diputuskan FIFA," lanjut Jusuf.

Suara Kelompok 78
Gagalnya Kongres PSSI tak membuat kelompok 78 kecewa. Meski Indonesia kini berada di ambang sanksi FIFA, kelompok ini berencana melanjutkan Kongres dan  mempertanyakan mengapa Agum mendentumkan palu penutup.

Sikap ini disampaikan oleh juru bicara Kelompok 78, Yunus Nusi. Menurut pandangannya, dinamika yang tejadi pada Kongres PSSI adalah hal yang biasa, apalagi tidak ada timbul gesejak fisik.

"Kami tidak tahu apa alasan Agum (Agum Gumelar) meninggalkan Kongres PSSI," kata Yunus dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta, malam tadi. "Ini akan kami tindaklanjuti sebagai pemegang hak suara. Dengan mengkaji secara hukum, kami berencana lanjutkan kongres ini," bebernya.

Menurut Yunus, pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan pemerintah dan FIFA. "Insya Allah, malam ini sudah ada jawabannya. Mudah-mudahan kongres dapat dilanjutkan," kata Yunus.

Mengenai sanksi FIFA, Yunus mengaku tidak khawatir. Sebab, menurutnya tidak ada yang fatal dalam Kongres ini. "Kekurangan yang terjadi hari ini adalah hanya keluarnya Agum dari Kongres. Jika FIFA memberi sanksi, letak kesalahan kita ada di mana?. Sanksi FIFA apakah akan diterima?" kata Yunus.SUMBER BERITA:VIVAnews
LANJUT

Senin, 16 Mei 2011

Siswa adalah Agen Pendidikan Karakter

| 0 komentar


ILUSTRASI: Dilihat dari mutu pendidikan, Indonesia kalah jauh dibandingkan negara lain.
 
JAKARTA, "PAKAR"— Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh berharap, melalui contoh dan keteladanan dari para peserta didik, ditambah dengan pembiasaan-pembiasaan di lingkungan sekolah sebagai bagian dari budaya sekolah, pencapaian pendidikan berbasis karakter bisa semakin masif.

Demikian dikatakan oleh Mendiknas saat membuka kegiatan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (AKSI) Kedua, Senin (16/5/2011) di Plaza Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), Senayan, Jakarta. Kegiatan tersebut melibatkan 363 siswa-siswi SMA dari seluruh Indonesia dan 66 guru pembimbing yang bertujuan untuk mengaplikasikan sikap kerja sama, nasionalisme, rasa persatuan dan kesatuan bangsa, jujur, peduli, serta berpikir kritis dan positif.

"Mereka adalah para peserta didik yang diharapkan akan menjadi agen-agen di daerah asal mereka dalam penyelenggaraan pendidikan karakter karena sesungguhnya pendidikan berbasis karakter perlu contoh dan teladan," kata Nuh.

Nuh mengatakan, proses pendidikan pada dasarnya menyiapkan peserta didik agar mampu membangun kehidupan dan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang akan dihadapi di masa mendatang.
"Apa yang menjadi target dalam kegiatan ini adalah bagian dari upaya untuk menyiapkan peserta didik tersebut, terutama terkait dengan pendidikan karakter," ujarnya.

Selama seminggu, kegiatan tersebut diisi dengan tiga kegiatan utama, yaitu aksi kebangsaan, aksi kreativitas, dan aksi kepedulian. Para peserta juga akan ikut dalam puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) pada 20 Mei mendatang yang ditandai dengan pencanangan gerakan pendidikan karakter.
LANJUT

Sabtu, 14 Mei 2011

PR UNTUK RSUD,BERANI PIROOOOOO ?..

| 0 komentar
Karawang-.lagi-lagi keritik pedas membangun dari masyarakat pengguna jasa RSUD Karawang santer.kali ini berkaitan tentang prilaku suster/perawat tertentu“oknum” dan kebersihan lingkungan rumah sakit termasuk fasilitas lain yaitu stop kontak listrik yang sulit hidup jika listrik mati.

Lalu,tanggal 10 Mei 2011 lalu,ada salah satu seorang pejabat penting “bidang pendidikan” Karawang sakit karena menderita kelelahan akibat lain dari totalitas dalam monitoring pelaksanana UN SMP /Sederajat,UN SMA dan UNAS SD 2011 di Karawag.tak ayal lagi yang bersangkutan harus di rawat di RSUD yang konon katanya terbesar di Asia Tenggara dan paling bagus dalam visi serta misinya. 

Hirup kumbuh,sosial tinggi dan saling merasakan adalah salah satu ciri utama kalangan pendidik,akhirnya sang pejabat sakit itu di jenguk ramai-ramai olah para rekan seperjuangan di pendidikan dan tentunya kalangan lain pun berdatangan pula ketika mendengar pejabat tersebut tersiar di rundung malang serta tak ketinggalan penulis pun ada di dalamanya karena salah satu rombongan pendidik penjenguk sebelumnya telah menelpon memberitahukan sakitnya sang pejabat.
Jeda UNAS SD 2011 terakhir pada hari kamis tanggal 12/05/2011 lalu,kami bersama berangkat menuju RSUD Karawang.Memang sudah biasa,banyak orang suka banyak cerita tapi kali ini,dari biasa itu nyata karena terlihat dan terdengar di depan mata.lucunya pembicaraan para rekan pembesuk di lontarkan seragam serta terarah ke penulis dengan nada kritis ke propesi penulis dengan tuntutan sikon harus dipertanyakan ke pihak RSUD.

Selanjutnya,karena asiknya ngobrol dengan pasien yang dibesuk,lupalah penulis tentang keritik-keritik para rekan pembesuk ke RSUD tadi,waktu hampir magrib kami baru pamitan pastinya saat itu.lalu,mungkin sakingnya dekat dan kecewanya para rekan masih tetap bersuara dan diwakilinya suara mereka oleh seseorang dengan bergaya seorang proktololer sewaktu berjalan ke luar RSUD, dengan tiba-tiba dia membacakan keritikan ke RSUD dan hebatnya seakan-akan mereka sudah sepakati keritik-keritik itu sebelumnya.saat sang orator tersebut menutup keriti-keritik dan rekan-rekannya pun mengamini serta seterusnya sambil menengok ke penulis(mereka koor)”PELITA bagimana?...   

INILAH KERITIK SANG PEMBESUK ORATOR:
.
1.      BAGIMANA SUSTER DAN PERAWAT NYA?.BANYAK,TAPI MENGAPA “ADA” YANG LEBIH ASIK  MAIN HP/GAME/FB TV DI SAAT PASIEN KEHABISAN INFUS.
2.      BAGIMANA KEBERSIHAN ?.HEBAT EUYYY BARALA KAWAS PASAR JOHAR.
3.      BAGIMANA LARANGAN MEROKOKNYA?LANUJTKAN,INI TERMASUK AREA JAMKESDA.
4.      BAGIMANA NASIB SANG DIREKTURNYA? DUKA ATAH HASILNYA...
5.      JADI PIROOOOO?...
6.       BERAPA HARGA OBAT-?.ADA HET-NYA...TAPI KENAPA PERNAH ADA YANG BEREGELEMBUNGKAN OBAT?.

(RAHMAT N AGUS/RED).
LANJUT

Senin, 09 Mei 2011

DI BUANG SAYANG "KARAWANG BUTUH NEGARAWAN SEJATI"

| 0 komentar

Oleh:Abhy Sehabuddin KS.

Melihat perkembangan akhir-akhir ini di daerah Kabupaten Karawang secara umum,perlu kiranya kalangan “Intelektual dan Politikus tertentu” untuk bersikap cerdas dan lebih cendurng memikiran rakyat secara nyata bukan terpancing emosi atau bersikap pro satu golongan.

Karena keberhasilan hidup manusia atau satu kaum tidak hanya ditentukan oleh bagaimana tingkat kecerdasan intelektualnya seseorang tapi juga di tunjang hal yang sifat manusaiawi dengan  sosialnya.Sepandai-pandainya manusia, jika tidak ditunjang dengan sikap sosial yang peduli dan kepribadian yang memadai juga tidak akan mencerminkan individu yang sehat dan matang apalagi bila sudah duduk sebagai publik figur akan rentan angin topan menerpa yang bersangkutan.

Mengingat begitu banyaknya tantangan yang  dihadapi Karawang dalam kehidupann kedepan dan sekarang, maka para putra daerah yang “bersitegang” untuk bersabar dan mawas diri serta perlu kiranya kita saling mengingatkan bila bisa saling  memberikan bimbingan dan pengarahan untuk mencerdaskan kemampuan guna menahan emosi salah satunya.

Dapat disadari bahwa aktivitas mental manusia meliputi interaksi dari  proses, isi dan produk. Yang masing-masing memiliki unsur-unsur tersendiri karena berdasarkan penggambaran struktur intelek Guilford tersebut akan diperoleh 120 aktivitas mental manusia.

Dari penggambaran struktur intelek Guilford ini, di antara kita harus dan diharapkan dapat memberikan rangsangan yang optimal untuk unsur-unsur yang terdapat dalam seluruh aktivitas mental manusia demi perbaikan menuju kearah lebih baik dalam bernegera dan berbangsa.

Disamping itu,peran besar dalam mengembangkan kemampuan dan pastinya  tersugesti berbuah emosi seseorang maka harus di tahan serta kendalikan,karena saat ini,”mereka”yang bersitegang  sedang ditunggu –tunggu aktifitas positifnya oleh masyarakat Karawang yang membutuhkan hasil pembangunan di alam merdeka dan berdaulat.

Bagaimana hidup dengan emosi yang sehat dan seberapa besar peran emosi yang sehat dalam kehidupan dan keberhasilan pendidikan politik seseorang,tidaklah diragukan lagi bila melihat sejarah yang "bersitegang".

Memang dalam dunia percaturan politik secara umum,kadangkala dijumpai juga seseorang berpolitik dengan hasil cemerlang namun dia hanya ditunjang faktor keberuntungan dan dia ada  bukan karena keahlianya yang membuatnya sukses.Seharus mereka memberikan rangsangan yang sesuai dengan yang dibutuhkan bukan argumen di jawab arugmen,awas publik bisa menilai dangkal terhadap pelaku misal dengan berpatokan ke satu pepatah yang mengatakan,”tong kosong bunyi nyaring”,maukah tergolong  bunyi nyaring tanpa refleksi,mau di bawa kemana Karawang sesungguhnya?.

Kami menanti dengan rasa was-was dan penuh  harap yang berbunga-bunga,mungkin satu kalimat perlu di ingat oleh kita yaitu ”Karawang tidak butuh propokator tapi konseptor-konseptor pembangunan demi Karawang lebih maju dan masyarakat menikmatinya",bukannya seseorang yang berbuat demi sebuah popularitas belaka.

Mari kira belajar jadi negerawan yang baik bukan hanya pintar berdiplomasi dan cari posisi belaka./Red./AA.

Berita ringan lainnya:

Memasak Bersama Fatmah Bahalwan: Pudding Lapis Karamel Cokelat


Ini salah satu resep kreasi pakar kuliner dan pendiri Natural Cooking Club Fatmah Bahalwan. Menurut dia, kunci sukses membuat pudding lapis seperti ini adalah sabar. Menunggu tiap lapisan mengeras bagian atasnya saja, tapi belum beku sempurna saat hendak dituang lapisan berikutnya.Pudding KaramelBahan:200 gr    gula pasir600 ml   air panas900 ml   susu cair2 bks     ...



LANJUT

Jumat, 06 Mei 2011

4 Mata Pelajaran Bakal jadi Kewenangan Pusat

| 0 komentar
JAKARTA — Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) akan merubah pola penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Salah satu perubahan pola penerapan KTSP tersebut adalah dengan menarik pengelolaan 4 mata pelajaran (Mapel) yaitu Agama, Pendidikan Kewarganegaraan (PKN), Bahasa Indonesia, dan Matematika dari daerah ke pusat.

Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) M Nuh mengatakan, wacana perubahan pola penerapan KTSP tersebut timbul dari hasil review kurikulum yang dilakukan oleh Kemdiknas sejak tahun 2010 lalu. Meski belum menjadi kebijakan, namun nantinya pengelolaan empat mapel itu akan dilakukan secara nasional.

“Ini baru bocoran saja ya, belum saya setujui juga. Sekarang ini pola kurikulum KTSP kan semuanya diserahkan kepada daerah. Ke depannya nanti dimungkinkan ada pembagian pengelolaan. Khusus untuk empat mapel itu akan disusun, dikembangkan, dikendalikan dan diawasi oleh pusat atau nasional. Sedangkan mapel lainya mengenai seni budaya, sosial, dan muatan lokal itu semuanya diserahkan kepada daerah dan sekolah,” kata M Nuh ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Jakarta, Jumat (6/5) sore.

Menurutnya, pengambilalihan 4 mapel ini karena memiliki ikatan secara nasional. Selain matematika, 3 mapel lainnya adalah penalaran logika secara nasional dan umum.
Tapi, baik pemerintah pusat maupun daerah tetap tidak boleh membedakan matematika antar daerah. “Mulai dari persamaan simbol matematika dan lain-lain. Nah, materi-materi lainnya seperti Bahasa Indonesia harus disimpulkan secara universal,” tambahnya.

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini menjelaskan, pemisahan mapel antara yang dipegang pemerintah pusat dan daerah akan menyelesaikan sejumlah pertanyaan di masyarakat. Misalnya, Bahasa Inggris akan disesuaikan dengan kondisi kabupaten atau kota tersebut.

“Jangan sampai orang Jakarta cerita tentang hotel, lobby, coffee shop, itu nanti jangan diartikan sebagai bahasa yang ada di Jakarta. Tetapi jelaskan bahwa itu Bahasa Inggris. Selain itu, juga ilmu sosial, IPS, dan IPA juga ada itu akan diseusaikan. Sementara, saat ini tidak seperti itu,” pungkas Nuh.

Lebih lanjut Nuh menambahkan, dengan dinasionalisasikan 4 mapel itu maka sekolah tidak boleh menambahkan materi apapun ke dalamnya. "Untuk urusan agama, Bahasa Indonesia dan Matematika ini dikunci secara nasional. Jadi semuanya di sekolah itu akan diawasi,” tegas Nuh.

Untuk sementara ini, Kemdiknas akan segera mengundang sejumlah pakar pendidikan untuk membahas perubahan kurikulum KTSP ini. Selanjutnya, rancangan awal KTSP baru akan disosialisasikan.

“Nanti akan kita undang semua, pakar pendidikan juga. Mungkin kebijakan memang kita yang pegang , tetapi sangat tidak sangat bijak jika menyusun suatu kebijakan tidak mengajak orang-orang bijak. Kalau sudah matang kita posting, dan kita akan kasih deadline kapan harus memberikan masukan,” katanya. (cha/).


JAKARTA - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB) memberikan jatah maksimal 45 persen, untuk pe...

LANJUT

NII Tak Dapat Dukungan Umat Islam

| 0 komentar
Menteri Agama Suryadharma Ali meminta perhatian dan kewaspadaan bersama terhadap isu aktual seperti Negara Islam Indonesia (NII), terorisme dan lain-lain yang cukup mengganggu iklim kehidupan beragama dan mengusik ketentraman masyarakat.

"Saya perlu menegaskan di sini bahwa gerakan NII tidak pernah mendapat dukungan dari mayoritas umat Islam Indonesia yang setia dengan NKRI," kata Menag saat membuka Raker Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, di Gedung As Sakinah Cianjur, Jabar, Rabu (4/5).

Di tempat yang sama Menag juga melaunching acara Gerakan Masyarakat Maghrib (Gemmar) Mengaji tingkat Provinsi Jabar. Acara ini dihadiri Dirjen Bimas Islam Nasaruddin Umar, Kakanwil Jabar Saeroji, Direktur Pendidikan Madrasah A. Saifuddin serta seluruh Kepala Kantor Kemenag kabupaten/kota se Jawa Barat.

Menurut Menag, untuk mencegah dan menangkal pengaruh gerakan NII yang meresahkan di kalangan lembaga pendidikan dan masyarakat, diperlukan langkah bersama dan bersatu padu di antara semua elemen dan organisasi Islam di tanah air.

"Islam adalah agama yang menyebarkan rahmat dan kedamaian, bukan teror, ketakutan dan keresahan di masyarakat," jelasnya.

Menag mengatakan, merebaknya isu NII merupakan "warning" bagi kita semua untuk lebih memperhatikan pendidikan generasi muda dengan fondasi keberagaman yang kokoh, sehingga tidak mudah terseret dan terpengaruh dengan paham atau gerakan yang tidak jelas.

Di samping itu, faktor kondisional yang dapat menyebabkan suburnya gerakan-gerakan sempalan, seperti kemiskinan, pengangguran, melemahnya fungsi keluarga, dan lain-lain harus diperbaiki.

"Berkenaan dengan posisi Kemenag dalam menyikapi isu NII, saya perlu menegaskan bahwa Kemenag menyerahkan sepenuhnya kepada aparat penegak hukum dan keamanan untuk mengambil tindakan yang diperlukan, dengan tetap menghormati hak asasi manusia."

Pihaknya mengajak semua komponen umat Islam, termasuk MUI dan ormas-ormas Islam, untuk mengajak dan menyadarkan saudara-saudara kita yang terpengaruh menjadi pengikut NII agar menyadari kekeliruannya.

Menag juga meminta semua pihak termasuk aparat Kementerian Agama berupaya menutup peluang pemikiran dan gerakan menyimpang yang akhir-akhir marak.

Namun demikian penyadaran atau pembinaan terhadap mereka yang ikut aliran yang keliru ini perlu dilakukan secara lebih baik, tanpa menimbulkan kegaduhan dan anarkisme.

"Saya malu kalau ada orang mengaku Islam tapi menggunakan kekerasan, seakan-akan Islam itu radikal," katanya.(*)

LANJUT