Rabu, 09 Maret 2011

COPOT SAJA KADISDIKPORA KARAWANG -

| 0 komentar
Saat ini,Persoalan pendidikan menjadi tema yang aktual untuk tetap diperbincangkan.Segudang permasalahan sering kali mendera pendidikan dari yang sederhana sampai kepada persoalan yang cukup pelik dan berujung keranah hukum karena ditemukan tindak pidana atau perdata oleh pelaku dunia pendidikan.

Lalu, seperti apakah konstruksi atau anatomi pendidikan dalam perspektif ideal? Persoalan pendidikan hal yang sangat krusial artinya masih perlu sebuah terobosan agar tujuan pendidikan bisa tercapai. Seperti apakah situasi dan kondisi pendidikan?

EDISI CETAK PELITA KARAWANG
Pendidikan di Karawang setelah lengsernya Bupati H.Dadang S Muctar,relatif mendekati situasi ideal yang terpakaskan. Bahkan terjadi akselerasinya cukup untuk dipertanyakannya.dulu zaman Bupati tersebut,ada kegiatan minggon desa oleh kasek dengan tujuan utama mendorong peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan,selai real di dapati di minggon adalah informasi secara cepat antara pihak dinas pendidikan dan pemerintahan setempat terselenggarakan.Saat ini minggon itu telah tiada dibawa arus tak jelas.

Memang dalam pencapaian kualitas dan kuantitas tadi terdapat ukuran atau standar yang dibuat pemerintah.Dua ukuran inilah menjadi satu-satunya parameter yang ditetapkan.Wajar kalau pada akhirnya pendidikan menjadi berkembang perlahan, termasuk di Kabupaten Karawang.

Sekarang ukuran itu dibuat oleh Kementrian Pendidikan Nasional yaitu dengan,pertama sekolah memakai akreditasi.Maka,muncullah akreditasi B yang secara bertahap menuju akreditasi A. Selain tahapan dari rencana standar nasional sampai sekolah bertaraf internasional (SBI).Kalau hal ini dijadikan ukuran oleh pemerintah, maka kita patut bertanya dengan nada serius. Apakah Karawang sudah memiliki sekolah-sekolah untuk masuk ke dalam kategori itu?bila ya,sudahkan dengan penilaian murni dan sesuai aturan yang ada?karena nyata sistem penilaian akreditasi sekolah masih dijalankan masih kurang tepat alias kong-kalingkong.

Apakah target memiliki sekolah dengan level SBI, berarti ukuran yang didapat telah mencapai puncaknya ?Sebenarnya,Karawang harus mampu dengan pemberlakuan sistem pendidikan terjadi secara merata, baik di pusat maupun di daerah/desa atau tidak hanya sistem kenal dekat,ajak sikat progam khusus untuk sekolah tertentu karena harus di ingat dan dipertanggungjawabkan dengan status Karawang barometer pendidikannya di Jawa barat.

Artinya apa? dunia pendidikan di Karawang dari hari ke hari harus meningkatkan kualitas bukan hanya mengutamakan sekolah Kota saja jadi perhatian dinas kabupaten tapi lihatlah kebawah sekolah di Karawang masih banyak dibawah layak (baca:status sekolah negerinya)Ke depan dengan waktu yang tidak terlalu lama,sekolah harus berkualitas sama(baca:solusi pemerataan guru dan sarana). Sehingga nanti semuanya menjadi nyata dan optimistis bisa mencapai target sekolah berstndar sesuai aturan yang di tentukan .


Dan saat ini,Kalau dilihat dari keberpihakan antara eksekutif dan legislatif,bupati dengan DPRD sudah bekerja sama cukup baik.Mereka telah memiliki hubungan sinergis guna memperhatikan dunia pendidikan.Hal itu tercermin dari alokasi APBD II tapi percayakah semua berjalan normal dana tersebut?di sisi lain ini nyata,meskipun pintu pendidikan sudah dibuka lebar, namun pemerintah masih bersikap pasif. Ketika berhadapan dengan alasan anak harus membantu kedua orang tuanya, atau tidak memiliki cukup dana,pemerintah tidak bisa berbuat apa-apa.

Di bawah komando Bupati H.Ade Swara di harapkan sikap lebih proaktif melibatkan para kepala desa sampai ketua RT untuk tidak membiarkan warganya yang putus sekolah.Mereka harus bertindak cepat melakukan upaya-upaya agar semua warganya mengikuti pendidikan.bisakah semua terwujudkan?.tentunya masyarakat miskin atau yang membutuhkan perhatian tidak butuh alasan atas beberapa pertanyaaan di atas!Masyarakat butuh jawaban jelas dan terbukti.

Bila memang Bupati merasa kesulitan untuk membuat nyata pendidikan paradigma baru?bukan hal mustahil atau menyalahi aturan dan juga mungkin salah satu solusi terbaik adalah pak bupati harus berani mencopot Kadisdikpora Karawang/merombak kabinet Disdikpora yang ada dengan menggantinya oleh orang-orang yang dianggap lebih mampu dan bisa mewujudkan visi dan misi kabupaten Karawang sekarang(baca:bidang Pendidikan)./red.


LANJUT

20 Rumah Ludes Terbakar, Satu Warga Luka Parah -

| 0 komentar
KARAWANG-Sekitar 20 rumah di pemukiman padat penduduk di Pusat Kota Karawang tepatnya di Lingkungan Jatirasa Tengah Kelurahan Karangpawitan, Kecamatan Karawang, Barat ludes dilalap si jago merah, Rabu petang. Satu warga terperangkap api, dalam keadaan tubuhnya terbakar berhasil diselamatkan warga.

Karim, 47, pemilik warung yang jualan minyak tanah tempat sumber terjadinya kebakaran, sekujur tubuhnya terbakar. Korban kebakaran satu – satunya ini, dalam keadaan kritis dilarikan ke RSUD, Karawang.

Sedangkan pemilik rumah yang terbakar berhasil menyelamatkan diri, hanya harta kekayaannya dalam sekejap ludes menjadi rongsokan.

Rumah yang musnah terbakar di RT 01 yaitu milik Rasum, Enjen, Ade, Engkos, Dafril, sedangkan milik Uwar, hanya terbakar bagian depan atapnya saja, sedangkan rumah yang terbakar di RT 03 yaitu milik Wastim, Mardis, Aing Sumarna, Safti, Idup Supardi, Ali Kusno, Ujang Surtyadi, Dasep, Sain dan Sumiati dan Sain.

Rasum, Ketua RW 08, maupun Endang Juhri, Ketua RW 06, ketika ditemjui Pos Kota mengatakan, kejadian kebakaran terjadi sekitar pukul 15:00, tersebut terjadi di wilayah RT 01 RW 08 dan RT 03 RW 06 Lingkungan Jatirasa Tengah, sekitar dua jam api berhasil dipadamkan setelah datang tiga mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Karawang.

“Api berasal dari rumah keluarga Wastim, 70, warga RT 01, orangtua Karim, pemilik warung sembako yang jualan minyak tanah, tetapi terjadinya kebakaran belum diketahui penyebabnya, hingga Rabu petang masih ditangani Polsekta Karawang dan Polres Karawang, ujar Rasum, Ketua RW 08, maupun Endang Juhri, Ketua RW 03.

“ Saya mendengar suara dua kali ledakan berasal dari depan rumah saya, “ kata Sumiyati, 66, janda yang merupakan salah satu saksi mata yang melihat kejadian. Dia mengaku saat itu sedang ngopi di dalam rumahnya, kemudian begitu melihat api nyembur dari warung depan rumahnya kemudian menyelamatkan diri keluar dari rumahnya yang kena semburan api, dia lari keluar rumah dengan hanya membawa tiga stel bajunya.

Korban yang rumahnya terbakar warga RT 01, akan ditempatkan di tenda pengungsian bantuan dari PMI Karawang yang dipasang di lapangan bulutangkis Mushola Al Iklas, sedangkan korban dari warga RT 03, ditampung di lokasi pengungsian di halaman rumah drg. Endah.

Rabu petang, menurut pengakuan ketua RW nya, semua korban kebakaran tersebut belum mendapatkan bantuan, kalau banyak yang datang melihat kejadian kebakaran memang banyak termasuk beberapa anggota DPRD Karawang./kontributor/red/.
LANJUT